Skip to content

Penyuluh Agama Islam dan Tantangan Dakwah Lokal

By : Ferdiansah, S.Ag, M.Ag (CPNS Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Lembeyan Magetan)

Penyuluh Agama Islam adalah profesi pengabdian yang saya jalani selama tiga bulan belakangan ini. Suatu bidang profesi yang menghidmatkan diri sepenuhnya untuk memberikan edukasi dan bimbingan kepenyuluhan seputar keagamaan Islam di masyarakat. Penyuluh Agama Islam menjadi medan pengabdian yang tiada henti untuk menuangkan siraman rohani melalui majlis-majlis taklim di masyarakat.      

Sebagai Penyuluh Agama Islam termuda di KUA Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan, yang pertama kali saya lakukan adalah proses adaptasi dan koordinasi dengan pegawai senior di satuan kerja KUA. Selain itu, dari hasil proses koordinasi tersebut kemudian saya melakukan proses pendataan dan turun lapangan untuk menentukan wilayah mana untuk dijadikan sebagai tempat binaan bimbingan kepenyuluhan.    

Setelah melakukan proses penentuan tersebut, saya menemukan suatu forum kajian keagamaan anak muda Generasi Z di Lembeyan, khususnya di Masjid Setugu Makmur II, Kelurahan Lembeyan Kulon. Ini termasuk kelompok majlis Ilmu yang baru berdiri dan diinisiasi oleh anak muda, yaitu kalangan Gen Z yang berangkat dari organisasi IPNU-IPPNU Lembeyan.

Kegiatan ini cukup aktif dilakukan setiap minggunya, pada hari Sabtu malam dengan berbagai agenda. Diawali dengan sholawatan bersama, senandung Acoustic, kajian inti sesuai tema dan diakhiri dengan salam serta foto bersama. Kajian Gen Z Lembeyan ini cukup menarik dan sempat FYP di TikTok untuk wilayah Keresidenan Madiun. Seiring berjalannya waktu, kajian Gen Z Lembeyan ini banyak didatangi anak muda di luar Kecamatan Lembeyan, bahkan Senator muda DPRD Kabupaten Magetan juga ikut hadir di dalamnya.

Saya mengisi kajian ini dengan mengangkat tema “Generasi muda: antara percintaan atau prestasi yang perlu diutamakan?” menjadi salah satu pengantar kajian awal untuk membuka kesadaran generasi muda akan pentingnya berlomba-lomba dalam memperbanyak prestasi di usia muda. Masa muda hanya sekali dialami, untuk itu kita perlu menguatkan niat dan mencari jati diri sesuai passion kita. Jadikan minat kita sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bisa menjadi inspirasi banyak orang. 

Sebagai sebuah kajian Generasi Milenial dan Z, bagi saya ini merupakan suatu forum anak muda yang diselenggarakan di Masjid untuk belajar mengenai visi kehidupan dan ilmu keislaman. Di tengah sulitnya anak muda mencari ruang aktualisasi diri, kajian Gen Z Lembeyan ini menjadi suatu oase di tengah gersangnya ruang-ruang ilmu keagamaan di masyarakat. Daripada anak muda kemudian mencari aktualisasi dengan kegiatan yang nagatif, seperti balapan liar, mabuk-mabukan dan tawuran, lebih baik mereka mengisi weekend mereka dengan belajar agama di Masjid.

Setelah cukup panjang proses berjalannya kegiatan kajian Gen Z Lembeyan ini yang menjadi suatu Hype di masyarakat, terjadi sebuah perbincangan di masyarakat sekitar bahwa kegiatan anak muda di Masjid ini merupakan tempat kaderisasi PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Mengingat PKS dianggap suatu partai Islam kanan yang cenderung dianggap berbeda mazhab keislamannya dengan lingkungan sekitar yang cenderung Nahdliyyin.         

Pada gilirannya, terjadi sebuah desakan agar forum yang di akar rumput sekitarnya dianggap sebagai kegiatan proses kaderisasi PKS ini harus dilarang kegiatannya. Padahal kegiatan ini sangat terbuka untuk umum dan diisi oleh berbagai kalangan yang dianggap expert di bidangnya. Kajian Gen Z Lembeyan dianggap sebagai kajian yang berpotensi radikal dan Islamis, sebagian orang yang menstigma ini justru tidak mengawalinya dengan tabayyun secara langsung ke lokasi kegiatan berlangsung.

Sebagai Penyuluh Agama Islam, tentu saya harus berupaya untuk menjadi mediator antara forum Gen Z ini dan sebagian masyarakat sekitar yang merasa terganggu dengan kegiatan yang justru bagi saya sangat positif ini. Melalui pendekatan persuasif, saya tetap mengawal kegiatan ini untuk tetap berlangsung sesuai dengan jadwalnya. Bagi saya sebagai penyuluh Agama Islam, saya sangat mendukung dan berupaya untuk menyemarakkan kegiatan seperti ini. Meskipun di Desa, wadah keagamaan seperti halnya di Kota besar ini harus bisa konsisten setiap Minggu dilaksanakan.

Hal yang terjadi sebagaimana dijelaskan di atas ini merupakan tantangan dakwah di masyarakat. Dengan kondisi lokalitas yang belum terbiasa dengan kegiatan keagamaan semacam ini, saya rasa perlu adanya tenggang rasa dan titik dialog antara masyarakat dan kelompok kajian Gen Z Lembeyan. Sejauh kegiatan kajian ini positif dan tidak ada unsur politik, apalagi kajian seputar kekhalifan, saya rasa terus jalan saja sesuai dengan niatan awalnya, yaitu untuk menciptakan generasi muda yang Islami dan berwawasan keagamaan yang mumpuni.

Terlepas dari berbagai kritikan dan tuduhan yang sempat terjadi, pada akhirnya hal itu bisa diredam dengan baik melalui tabayyun dan sikap toleran antar pihak. Saya kira kegiatan positif semacam kajian Gen Z Lembeyan ini perlu direproduksi di berbagai wilayah yang lainnnya, khususnya di Kabupaten Magetan agar anak muda bisa menemukan ruang aktualisasi dan bisa terhindar dari kegiatan yang kurang bermanfaat sebagaimana umumnya kita jumpai di masyarakat.     


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *